Wednesday, March 27, 2013

Curhat Keluarga Sertu Santoso yang Dibunuh di Hugos Cafe

Palembang - Sertu Santoso, anggota Kopassus tewas dikeroyok di Hugos Cafe, Yogyakarta. Santoso meninggal dengan luka tusukan, sekujur tubuhnya penuh luka. Santoso ternyata pergi dengan meninggalkan istri Indria yang tengah hamil 8 bulan.

"Saya sedih sekali. Apalagi anak saya Indria (istri Sertu Santoso-red) tengah hamil delapan bulan, kata mertua Santoso, Hj. Jamilah ibunda Indria yang ditemui detikcom di rumahnya di Musi Banyuasin, Sumsel, Rabu (27/3/2013).

Keluarga amat sangat kehilangan sosok Santoso. Apalagi Santoso sempat berencana membawa keluarganya tinggal di Solo agar dekat dengan dirinya.

Tapi niat itu tak pernah terlaksana. Para pengeroyok membunuhnya di Hugos Cafe. "Saya tidak tahu harus berkata apa lagi, kecuali kami bermohon kepada Allah semoga almarhum diterima di sisi terbaikNya, dan kami yang ditinggalkan diberi kekuatan," lirih Jamilah.

Sang istri bertugas sebagai PNS di Palembang. Ada pesan yang disampaikan Santoso, agar namanya disisipkan pada nama anaknya. Keluarga pun memilih tak mau berkomentar soal kasus pembunuhan para tersangka yang ditembak kelompok bersenjata di LP Sleman.
(detiknews.com)

Tuesday, March 26, 2013

Mesum di Kantor Kepala Desa

Singkil, Entah Apa yang membuat M 26 tahun dan N 24 tahun nekat ingin melakukan Perbuatan Mesum di Kamar Mandi Kantor Desa Lae Butar Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil.Dua sejoli ygdiketahui merupakan Warga Pemalang Jawa Timur tersebut nekat ingin melakukan perbutan yang diharamkan Agama tersebut di pagi hri Senin 25/03/13.
Usut-punya usut Pasangan Muda-mudi tersebut Merupakan rekan sekerja dari sebuah perusahaan sebagai sales. Pagi itu keduanya brangkat dari kos-kosannya belaja sayur-mayur ke pajak harian desa lae butar, usai belanja dari pajak M memaksa N untuk melakukan perbuatan bejad itu. M membawa N ke kantor Desa lae Butar yang letaknya tidak jauh dari pajak. Jam saat itu masih menunjuk Pukul 07.30 Wib Kntor Desapun blm buka.
Pilihan tempat dikantor Desa ingin berbuat mesum rupanya tidak berjalan mulus. Kepala Desa Lae butar Suardi yang baru pulang mengantarkan anaknya kesekolah melihat keduanya masuk pelantaran Kantor desa. Curiga terhadap gerak-gerik keduanya Kepala desa menyusul keduanya, setibanya disana kecurigaan kepala desa terbukti. Keduanya di pergoki didalam kamar mandi dalam keadaan telanjang setengah Badan. " Saya curiga melihat ada kereta masuk ke area kantor saya, lalu saya menyambangi keduanya, sampai di depan kantor saya lihat ada sepeda motor parkir, tapi tidak ada orangnya, lalu saya menuju kamar mandi dan mendorong pintu, ternyata keduanya ada didalam kamar mandi dengan keaadan sudah tidak bercelana dengan Kondom masih di pegang lelakinya" ungkap kepala desa.
Setelah memergoki keduanya kepala desa kemudian menggiring keduanya kerumahnya, namun sang pria melarikan diri, setelah di cari tau dimana tempat kosnya akhirnya lewat teman sekerjanya M di bawa kekantor desa untuk disidangkan. Keduanya sempat menjadi tontonan warga yang mendengar ada pelaku mesum yang ketangkap di kantor Desa.
Kapolsek gunung meriah dan anggotanya sempat turun ke TKP untuk meminta pelaku di bawa kepolsek guna di BAP, namun permintaan itu di tolak masyarakat desa setempat lantaran warga dan perangkat desa menginginkan keduanya diadili secara Adat. Menjelang siang sidang Adat digelar oleh para pemangku Adat, imum Mukim semppat mengusulkan agar kedua diarak keliling kampung baru kemudian dinikahkan, namun setelah mempertimbangkan segala hal akhirnya pemangku adat urung menjatuhkan sangsi adat dimana pelaku harus diarak, rapat memutuskan keduanya dinikahkan atas persetujuan orang Tua Wanita yang juga berdomisili di Jawa Timur. Prosesi pernikahan dilangsungkan di kediaman kepala desa lae Butar pukul 21.00 wib disaksikan oleh para pemangkua Adat desa dan masyarakat.(Esp)
sumber: extrafm

Saturday, March 23, 2013

Sertu Santoso Tinggalkan Istri yang Mengandung Enam Bulan

MUARA ENIM - Indria Afriani (26) terlihat tegar dan tabah saat menceritakan kenangan bersama suaminya Serka Santoso (31) anggota Kopassus Kandang Menjangan, Kartasura, Solo, yang tewas setelah dikeroyok sejumlah orang di Kafe Hugo’s, Sleman Yogyakarta, Selasa (19/3/2013) dini hari.

Menurut Indria, Suaminya merupakan sosok yang ramah, baik dan murah senyum di mata keluarga dan teman-temannya. "Suami saya orangnya penuh senyum, senang bercanda dan tidak pernah marah," ujar Indria saat ditemui di kediamannya di Desa Karang Agung, kecamatan Abab, usai memakamkan suaminya, Rabu (20/3/2013).

Menurut Indria, ia tidak mempunyai firasat saat suaminya akan meninggal. Hanya saja selama sebulan ini dirinya selalu menangis ketika mendengarkan suara suaminya ketika menelepon dirinya. "Tidak ada firasat sama sekali ketika suami saya akan meninggal. Akan tetapi selama sebulan ini saya terus menangis ketika mendengar suaranya ketika ia menelepon," tuturnya.

Indria menuturkan bahwa pesan terakhir suaminya adalah untuk menyisipkan namanya untuk anak mereka yang akan lahir sebentar lagi. "Pesan terakhir dirinya sebelum meninggal adalah untuk menyisipkan namanya untuk anak kita," ungkap wanita yang sedang hamil enam bulan ini.

Selain itu, Santoso juga pernah mengungkapkan keinginannya untuk dapat membangunkan rumah dan mengurus ibunya Hj Amisah (75). Santoso juga ingin mengajak ibunya untuk tinggal bersama di Solo agar bisa dirawat. "Paling tidak dia pernah serumahlah dengan Mak, karena selama ini berjauhan," jelasnya.

Saat suaminya pulang pada tanggal 5 Maret, ia pernah berpesan untuk tidak mencuci kaus dalamnya. Karena jika Indria kangen kepada dirinya, bisa mencium kaus tersebut. "Sampai sekarang kaus tersebut masih belum saya cuci, karena bisa untuk melepaskan kerinduan terhadap suami saya," ungkapnya.

Selama sembilan bulan menikah, lanjut Indria, dirinya merasa sangat bahagia bersama Santoso, meskipun harus berjauhan dengan suaminya karena bertugas di Solo. "Biasanya saya yang ke tempat suami di Solo," tuturnya.

Jika dirinya ke Solo, mengunjungi suaminya, Indria mengatakan bahwa mereka selalu mesra. Seperti makan selalu sepiring berdua dan suaminya sering masak untuk mereka berdua. "Malah lebih sering suami saya yang masak daripada dirinya. Apalagi jika saya malas minum susu dia selalu membuatkan susu untuk saya," paparnya.

Ketika mendapatkan kabar bahwa suaminya telah meninggal Indria mengaku menangis dan langsung memeluk ibunya.

Begitu pula dengan Hj Jamilah, mertua Santoso yang mengaku sangat sedih kehilangan menantunya. "Santoso merupakan menantu yang baik, ramah dan murah senyum. Tidak ada cela sama sekali dari dirinya," ucap Jamilah.

Selain itu, mereka juga meminta agar kasus kematian Santoso agar dapat diselesaikan dengan tuntas oleh petugas kepolisian. Karena sebenarnya Santoso tidak salah apa-apa.

Sementara itu, Kasi intelejen Batalyon 22 Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan Kartasura Solo, Kapten Wahyu Yuniartoto mengungkapkan bahwa Santoso adalah pribadi yang komunikatif, memiliki semangat juang, mudah bergaul dan suka sharing. "Orangnya juga humanis, kreatif dan dalam melaksanakan tugas tidak pernah cacat," tambah Wahyu.

Jenazah Santoso sendiri telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Karang Agung, Rabu (20/3/2013). Jenazah disemayankan secara militer oleh Yonif Yon Zipur Prabumulih dan dipimpin oleh Kasdim 0404 Muaraenim, Mayor Sutomo.
(tribun sumsel)

Wednesday, March 20, 2013

Tembakan Salvo Iringi Pemakaman Anggota Kopassus

Muara Enim,


Upacara ditandai tembakan salvo oleh pasukan Yon Zipur II Prabumulih, dipimpin Kasdim 0404 Muara Enim Mayor Inf Sutomo. Hadir dalam upacara, Danramil Pendopo Kapten Inf Broto; Perwira Yon Zipur Lettu CZI RI Z; dan Sekcam Abab A Muin SH; serta beberapa teman korban dari Kopassus.
Pemakaman anggota Kopassus kebanggaan warga Desa Karang Agung ini, cukup mengharukan. Ribuan warga desa setempat melayat ke rumah orang tua almarhum, bahkan ikut mengantar jenazah ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Kepergian almarhum meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya. Bahkan, ibu kandungnya Hj Anisa, sempat pingsan, ketika jenazah akan dibawa ke pemakaman. Begitu juga istri almarhum yang sedang hamil, terus menerus meneteskan air mata. Kerabat dan warga desa juga turut berduka, karena almarhum selama ini merupakan sosok anggota TNI kebanggaan keluarga dan warga desa setempat.
Menurut Asnawi, salah satu kakak kandung almarhum, mengaku keluarga sangat terkejut dan terpukul, ketika dapat kabar almarhum meninggal karena dikeroyok. ’’Atas nama keluarga, kami minta penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus pengeroyokan kepada adik kami. Kami minta penyidik Polres Sleman-Yogyakarta, supaya melakukan cek TKP,” jelasnya.
Asnawi mengatakan, ia bersama keluarga, berencana berangkat ke Sleman, mencari tahu kejadian sebenarnya. ’’Saat ini kami baru dapat dari media cetak dan elektronik saja. Makanya, dalam waktu dua hari ini, kami akan berangkat langsung kesana,” terangnya.
Diakui Asnawi, selama ini almarhum bertugas sebagai anggota Intel Kopassus. Saat itu dia mau berangkat ke Yogyakarta, untuk menyelidiki adanya permasalahan di daerah tersebut. Ketika dalam perjalanan, mobil yang dikendarainya, diduga sudah diiringi sekelompok orang.
Begitu mobil dikendarai almarhum tiba di parkiran depan Diskotek Hugo’s, ia langsung dikeroyok sekelompok orang. Para pelaku memukul kepalanya dan menusuk dada kirinya. ’’Informasi terakhir yang kami terima, empat pelaku sudah diamankan anggota Polres Sleman,” tambahnya.
Seperti diketahui, Serka Santoso (31), anggota Kapassus Kandang Menjangan, Kartasura, Jawa Tengah, tewas dikeroyok sekelompok orang saat berada di Hugo’s Cafe, tempat dugem yang menyatu dengan Hotel Sheraton, di Jalan Laksda Adi Sutjipto, Munuwoharjo, kemarin malam. Korban ditikam dada kiri oleh seorang pengunjung cafe dan dikeroyok oleh 7 orang. Korban tewas dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Jenazah almarhum tiba di rumah orang tuanya di Desa Karang Agung, Selasa (19/03), sekitar pukul 22.00 WIB, dibawa menggunakan ambulance dari Bandara SMB II, Palembang. Sebelum pemakaman, sempat dilakukan upacara militer.

Pemakaman Serka Santoso (31), anggota Kopassus Kandang Menjangan, yang tewas dikeroyok sekelompok orang, dimakamkan secara militer di kampung halamannya atau di TPU Desa Karang Agung, Kecamatan Abab, Muara Enim, Rabu (20/03), sekitar pukul 11.00 WIB.
(palembangpos)

Saturday, March 16, 2013

Mahasiswa Singkil Demo Tuntut Penundaan Pelantikan PAW

Singkil, (Analisa). Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Aceh Singkil (AMPAS), Kamis (14/3), mendatangi Gedung DPRK Aceh Singkil dan kantor bupati setempat, meminta dilakukan pengusutan dugaan ijazah palsu calon anggota Pengganti Antar Waktu (PAW) DPRK yang akan dilantik pada Senin (18/3) mendatang.
Calon anggota PAW DPRK Aceh Singkil yakni Kamirusman T dari Partai Golkar dinilai memiliki ijazah Sekolah Dasar (SD) palsu. Untuk itu, AMPAS melalui oratornya Jirin, Junaidi dan Kasrin meminta agar kepolisian dan pihak pemerintah kabupaten melakukan penuntasan ijazah palsu tersebut.
Mereka menuntut agar acara pelantikan yang akan dilaksanakan itu ditunda karena Kamirusman T dinilai tidak layak dilantik jadi anggota dewan, karena akan membawa pengaruh besar bagi masyarakat Aceh Singkil di mana anggota dewan bermasalah dengan ijazah alias tidak sekolah.
AMPAS juga menyoroti kualitas pendidikan di daerah ini yang dinilai masih rendah, sehingga memerlukan kerja keras pejabatnya untuk berbuat lebih demi kepentingan daerah. “Kalau ijazah palsu pun bisa masuk menjadi anggota dewan, maka tutup daja sekolah di daerah ini,” tegas mereka.
Massa yang datang hanya diterima oleh anggota dewan, Safril Harahap, sehingga para mahasiswa berang. Mereka mempertanyakan kemana 24 anggota dewan lainnya.
Para pendemo sempat berdialog dengan Safril Harahap dan Wakapolres Kompol Juprisan Pratama Nasution. Selanjutnya aksi dilakukan di Kantor Bupati Aceh Singkil sekitar 20 km dari gedung dewan.
Di kantor bupati, mahasiswa diterima oleh Wakil Bupati Aceh Singkil Dulmusrid, Sekdakab Drs HM Yakub KS, MM, Wakapolres Kompol Juprisan Pratama Nasution, anggota KIP Zakirun Pohan, dan sejumlah pejabat lainnya.
Dulmusrid kepada mahasiswa mengakui masih perlu dilakukan peningkatan kualitas pendidikan Aceh Singkil, dan ini menjadi tanggung jawab semua pihak.

Tidak Terulang Lagi 
Wabup berharap, ke depan agar benar-benar diteliti seluruh berkas calon legislatif sehingga kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi.
Wakapolres meminta dukungan mahasiswa dengan memberikan alat bukti yang mereka miliki sehingga pengusutan kasus ijazah palsu ini dapat segera dilakukan. “Dengan bukti yang ada diharapkan nantinya pengusutan tidak berhenti di tengah jalan,” tegasnya.
Dia menambahkan, pihaknya tidak menginginkan ada praktik pemalsuan ijazah sehingga harus segera diusut. Sebaiknya, mahasiswa atau pihak lain punya bukti tentang ijazah palsu tersebut segera membuat laporan langsung agar segera dilakukan penanganan.
Sementara anggota KIP Zakirun Pohan menjelaskan, sesuai dengan UU Nomor 10 Tahun 2008 yang diverifikasi ketika mendaftar sebagai caleg adalah ijazah tertinggi yakni ijazah SMA milik Kamirusman T pada tahun 2009 lalu. Seharusnya, saat itu ada laporan bahwa ijazah SD yang bersangkutan palsu mereka langsung dapat memprosesnya.
Menurut Zakirun, pelantikan anggota PAW DPRK Aceh Singkil bukan wewenang Pemda setempat karena SK dikeluarkan oleh Gubernur Aceh. “Yang berwenang membatalkan pelantikan anggota dewan pengganti antar waktu tersebut adalah Gubernur Aceh,” tegasnya.  (analisadaily.com dengan sedikit penambahan)